Sunday, August 5, 2018

PERBANDINGAN KEHIDUPAN SUPER MEWAH DI DUNIA DENGAN KEHIDUPAN DI SURGA MENURUT PERSEPSI FISIKA KOSMOLOGI. bagian 2


PERBANDINGAN KEHIDUPAN SUPER MEWAH DI DUNIA DENGAN KEHIDUPAN DI SURGA MENURUT PERSEPSI FISIKA KOSMOLOGI.

 bagian 2


Membandingkan kehidupan di surga menggunakan ukuran kehidupan mewah di dunia haruslah diukur dengan skala kosmologi. Nabi muhammad pernah berkata bahwa jika seorang penghuni surga ingin melihat penghuni surga lain nya ( mungkin tetangganya sesama penghuni surga) seperti seseorang yang melihat bintang-bintang di langit. Allah berkata luas surga seperti luasnya langit dan bumi atau alam semesta ini. Nabi muhammad pernah berkata seorang mukmin memiliki tenda (kemah) di surga terbuat dari mutiara yang besarnya enam puluh mil jika dia masuk kedalam nya dia tidak akan menyadari keluarganya juga berada di kemah itu karena begitu luas tendanya( itu baru tendanya belum rumah atau bangunan lainnya). 

       Kita selama ini selalu kagum ketika melihat tokoh terkaya di dunia mungkin milyader atau selebritis memiliki rumah mewah, resort atau pun properti yang besar, singkat kata tempat tinggalnya mewah dan luas. Dia memiliki tetangga yang juga sesama orang kaya dengan tempat tinggal yang bagus dan mewah karena dia dan tetangga nya tinggal dalam satu kompleks perumahan elit bagi masyarakat kaya. Mungkin luas tanah dan properti yang dia huni sampai berkisar beberapa ratus meter persegi berbatasan dengan rumah tetangganya yg kaya. Tapi tahukah anda jika di dalam surga ukuran luas wilayah dan properti yang dimiliki oleh seorang mukmin bukan dalam ukuran meter persegi tapi dalam kisaran puluhan hingga jutaan tahun panjang perjalanan yang ditempuh oleh cahaya. Jadi ketika wilayah dan hak kepemilikan properti seorang mukmin berbatasan dengan wilayah dan properti milik mukmin lainnya luasnya menurut ukuran kosmologis jarak antar bintang.  Kenapa begitu, karena menurut pesan rasullullah SAW ketika seorang mukmin ingin melihat sesama penghuni surga lainnya atau tetangga nya, mereka seperti melihat bintang-bintang di langit karena begitu jauhnya lokasi rumah tetangganya. Sementara di dunia jika kita melihat tetangga kita mungkin dalam jarak beberapa puluh meter saja. 
       Properti yang dimilikinya juga bukan sekedar rumah mewah dan properti yang lain atau tanah, tapi juga seluruh bintang, planet dan objek angkasa lain yang berada dalam jangkauan jarak tersebut. kalau salah satu planet nya memiliki peradaban dan penghuninya maka seorang mukmin  pemilik properti tersebut juga berhak memiliki isi dan penghuni dari planet itu. Menurut cerita Rasul seseorang penghuni surga terendah ( atau orang beriman dengan amalan paling sedikit) memasuki surga yang diberikan Allah kepada nya dia merasa sebagai orang yang paling hina dan merasa sebagai rakyat jelata ketika dia bertemu dengan calon pembantu nya yang membawahi 1000 bawahan. Dalam cerita rasul, penghuni surga terendah ini bersujud menghormati pembantunya sendiri sampai pembantunya heran kenapa calon tuannya berbuat seperti itu.  Selanjutnya dalam hadis disebut Allah berkata kepada penghuni surga terendah : inilah milikmu sampai sejauh mata mu memandang ( dalam riwayat lain sepanjang perjalanan selama 100 tahun). Jadi ketika penghuni surga memasuki wilayah tempat tinggal dalam surga itu seluruh penghuni dalam wilayahnya menjadi miliknya. Logisnya kalau penghuni surga yang terendah saja sudah memiliki begitu banyak lalu bagaimana pula dengan penghuni surga yang amalan lebih besar. Allah itu benar-benar maha kaya dan maha pemberi rezeki, satu alam semesta yang kita tempati sekarang tidak apa-apa nya bagi Allah kalau Dia ingin melenyapkannya dari kita. Sementara kita sibuk dalam pekerjaan kita, setengah mati dalam memperebutkan kekayaan dan kepentingan di dunia ini sedangkan Allah menawarkan balasan triliyunan kali lebih besar (atau menurut ukuran fisika kosmik satuan megaparsec)
     Dalam artikel sebelumnya dibahas penghuni surga paling terendah derajatnya dibalas dengan satu tata surya( 10 kali dunia ini).

Thursday, August 2, 2018

PERBANDINGAN KEHIDUPAN SUPER MEWAH DI DUNIA DENGAN KEHIDUPAN DI SURGA MENURUT PERSEPSI FISIKA KOSMOLOGI. bagian 1

PERBANDINGAN KEHIDUPAN SUPER MEWAH DI DUNIA DENGAN KEHIDUPAN DI SURGA MENURUT PERSEPSI FISIKA KOSMOLOGI.

bagian 1





            Dalam sebuah hadist Rasullullah SAW pernah bersabda : 

وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟
“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?” (HR Muslim no 2868). 
         Jika kehidupan dunia seperti sisa air di jari kita maka kehidupan akhirat seperti lautan yang luas. Dalam fisika kosmologi dikenal objek langit bernama lubang hitam. Menurut para ahli satu bagian zat dari lubang hitam sebesar  jari kita massanya bisa setara dengan ratusan planet bumi ( jika bumi kita yg sekarang dimampatkan sampai berdiameter menjadi 9 mm maka bumi menjadi lubang hitam). Jika pesan hadis tersebut dimaknai lewat sudut pandang fisika kosmik maka seujung cambuk atau sehelai kain di surga lebih baik kualitasnya atau kuantitasnya dari kehidupan super mewah yang pernah dialami oleh jutaan sampai milyaran umat manusia yang pernah hidup dan selama hidup di dunia. Kita mungkin berpikir bahwa kehidupan tokoh terkaya di dunia versi majalah forbes,  milyader,  pengusaha tajir yang kita lihat di internet, youtube dan sumber berita yang lain merupakan kehidupan yang sangat didambakan banyak orang di bumi, kita mungkin menganggap mereka sebagai manusia paling beruntung di bumi. Tapi tahukah anda kehidupan super mewah di dunia ini bahkan tidak ada apa apanya dengan kehidupan yang baik di akhirat.

            Dalam sebuah hadist diceritakan Rasul : 

إِنِّي َلأَ عْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ قَالَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ أَمْثَالِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَقُولُ أَتَسْخَرُبِي أَوْ أَتَضْحَكُ بِي وَأَنْتَ الْمَلِكُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً
Sungguh ‘Aku tahu seorang penduduk neraka yang paling akhir keluar darinya, seorang penduduk jannah yang paling akhir masuk ke dalam jannah. Dialah seorang lelaki yang keluar dari neraka dengan keadaan merangkak. Allah berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau ke dalam jannah! ‘Lalu dia mendatangi jannah, namun dikhayalkan kepadanya bahwa jannah telah penuh. Maka, dia kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku mendapati jannah telah penuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau ke dalam jannah!’. Sekali lagi dia mendatangi jannah, namun kembali dikhayalkan bahwa jannah telah penuh. Dia pun kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku mendapati jannah telah penuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata lagi kepadanya, ‘Pergilah, masuklah ke dalam jannah! Sesungguhnya engkau memiliki semisal dunia dan sepuluh kalinya, atau engkau memiliki sepuluh kali dunia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Laki-laki itu berkata, ‘Apakah Engkau memperolok-olok aku, padahal Engkau adalah Raja? Abdullâh bin Mas’ûd radhiallahu ‘anhu berkata, ‘Aku melihat Rasulullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai nampak gigi gerahamnya.’ Dan dikatakan bahwa orang itu adalah penduduk surga yang paling rendah derajatnya.’ (H.R. Muslim)  

          Kalau kita mau melihat pesan hadis ini lewat sudut pandang fisika kosmologi bisa kita umpamakan seperti ini : mungkin ada diantara kita yang menghabiskan umurnya hanya untuk berbuat jahat, maksiat dan dosa-dosa besar(kecuali dosa syirik karena syirik satu-satunya dosa yang tidak diampuni) tapi dalam seumur hidupnya dia pernah melakukan sekali saja amalan yang sangat ringan dan sangat mudah dilakukan sehingga Allah hanya menilainya sebesar zarrah atau menurut ukuran fisika partikel hanya sebesar partikel subatomik(partikel yg lebih kecil dari atom).  Sementara hamba Allah yg lain ada sebesar kambing, domba,  sebesar bangunan atau tanah yg diwakafkannya sampai sebesar gunung uhud atau mungkin lebih besar lagi tapi si hamba yg ringan timbangan amalnya ini berat amalnya sebesar partikel subatom. Walaupun timbangan amalnya ringan hanya sebesar subatom tapi Allah membalasnya dengan menjadikan dia raja yang setara dengan seorang penguasa tata surya karena dalam hadis itu dikatakan Allah membalasnya dengan kehidupan setara 10 kali dunia ini. Seperti yang kita ketahui tata surya kita ini terdiri 8 hingga 10 planet dan 1 bintang bernama matahari( perkembangan terakhir ilmu astronomi planet tata surya berjumlah sepuluh yg diketahui). Logika nya kalau amalan yang sedemikian ringan seperti itu sudah membuat pelakunya memiliki kehidupan yg melebihi seorang penguasa yg ada di bumi lalu bagaimana pula dengan hamba allah yang amalnya lebih besar lagi. PESAN KEPADA KITA SEMUA ADALAH : JANGAN PERNAH MEREMEHKAN KEBAIKAN SEKECIL APA PUN KARENA HAL ITU TETAP DI NILAI OLEH ALLAH. Anda sibuk menghabiskan energi dan waktu yang begitu besar hanya untuk mengejar kehidupan mewah di dunia yg ukurannya sangat kecil bagi ukuran kehidupan akhirat sementara dengan anda meluangkan waktu sedikit dan energi untuk ikhlas berbuat amal anda bisa mendapatkan jutaan hingga milyaran kali kehidupan di akhirat yg lebih baik dari dunia. Dunia itu fana paling lama usia manusia rata-rata hanya 100 tahun artinya jika di usia 20 tahun anda sudah menikmati kekayaan sendiri maka anda hanya menghabiskan waktu selama 80 tahun untuk menikmatinya sedangkan akhirat itu kekal bukan 80 tahun, bukan 80 ribu tahun bukan 80 juta tahun tapi kekal selamanya. APAKAH ITU BERARTI KITA TIDAK BOLEH mengejar kehidupan di dunia. Bukan begitu maksudnya, ALLAH TIDAK MELARANG KITA UNTUK MENGAMBIL BAGIAN KITA DI DUNIA TAPI ALLAH MENGINGATKAN KITA BAHWASANYA BAGIAN DUNIA ITU SANGAT SEDIKIT DIBANDINGKAN KEHIDUPAN AKHIRAT.  Kata Allah dalam Alquran orang beriman itu seperti tanaman yang tumbuh subur diberi hujan lebat akan berbuah banyak tapi kalau  Cuma dapat hujan rintik-rintik juga tetap berbuah banyak. Orang beriman itu diberi rejeki banyak akan bersyukur  cuma diberi rejeki sedikit juga bersyukur tak masalah apakah kehidupan kita dibuat Allah seperti kehidupan yang mewah atau tidak kita akan tetap mensyukurinya. Makanya jangan terlalu kagum dengan kehidupan super mewah yang dimiliki oleh tokoh terkaya dan milyader di dunia. TAPI BUKAN BERARTI KITA IRI, hanya saja kita sebagai mukmin memandang kualitas hidup mewah seperti itu dengan pandangan biasa saja. Kita menganggap itulah rejeki mereka di dunia dan mereka sudah mendapatkan nya maka mari kita mendapatkan juga kehidupan seperti itu di akhirat dengan cara beramal baik karena Allah SWT.LANJUT KE BAGIAN 2

 

Tuesday, December 12, 2017

KEPADA SIAPA ISLAM DITUJUKAN, MEMPERBAIKI KESALAHAN DALAM MENGOLAH ISI ALQURAN

­­KEPADA SIAPA ISLAM DITUJUKAN, MEMPERBAIKI  KESALAHAN DALAM MENGOLAH  ISI ALQURAN



(tulisan saya dalam keadaan belum selesai, harap maklum)

Pendahuluan

            Selama ini kita mempelajari bahwa untuk mempelajari alquran dan mengkaji islam harus selalu berkiblat kepada sumber nya yaitu budaya arab saja. Islam yang kita kaji selama ini terlalu arab-sentris. Faktanya alquran yang merupakan karangan Allah SWT ditujukan kepada seluruh umat manusia maka amat logis jika kitab ini ditujukan juga kepada umat yang menolak keberadaan Tuhan  seperti paham atheis dan agnostik. Mengkaji dan meneliti alquran hanya berdasarkan kepada sumber datangnya alquran yaitu budaya dan bahasa arab  akan menghilangkan banyak aspek-aspek penting yang justru dibawa oleh alquran itu sendiri untuk umat manusia.
            Alquran adalah kitab yang unik karena Allah lah yang mengarang kitab ini, jika kita mempelajari suatu materi informasi apakah itu berasal dari bukti arkeologis, peninggalan suatu kebudayaan masa lalu atau pemikiran jenius seseorang tokoh  maka kita harus pergi menuju  langsung ke sumber materi informasi itu berasal. tetapi alquran sangat berbeda jika kita mengkaji alquran hanya dari sumber arab nya saja tempat asalnya alquran  kita justru akan kehilangan banyak makna penting yang harusnya kita dapatkan dalam alquran, kenapa Alquran bisa begitu unik, karena isinya banyak memuat informasi yang bisa dipahami jika kita mendalami seluruh pemikiran dan peradaban manusia. Untuk mengkaji dan mempelajari alquran selain langsung dari sumber nya; budaya dan bahasa arab kita juga harus banyak mempelajari dan mengetahui  kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari berbagai peradaban suku bangsa di bumi.
            Alquran ditujukan kepada seluruh umat manusia sehingga yang dibicarakan dalam kitab itu bukan hanya mengenai satu kelompok atau populasi manusia tertentu yang terisolasi di waktu dan tempat tertentu dengan kebudayaan tertentu pula, tapi yang dibahas dalam kitab tersebut adalah sebuah masalah global yang menyeluruh, ruang lingkup cakupannya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu atau terikat kepada pada budaya tertentu dalam situasi tertentu.
Selama ini kita selalu dicekoki bahwa untuk mengkaji dan mempelajari alquran harus langsung dari  bahasa dan budaya arab dan selalu merujuk kepada pendapat ulama tokoh-tokoh arab.  Pendapat itu sebagian ada benarnya  Tapi adalah suatu kesalahan yang sangat fatal jika muncul anggapan umum bahwasanya alquran menjadi milik monopoli masyarakat arab. Seolah sumber ajaran islam tersebut menjadi terlalu arab sentris.

Ayat-Ayat Sains dengan pengkajian ilmiah

            Ternyata banyak ayat alquran yang hanya bisa dipahami kalau kita mau mengkaji dan telah memahami sumber pengetahuan lain yang berasal dari sumber non arab yang jauh berbeda dari budaya dan sastra arab. Beberapa ayat alquran begitu kaku dan sederhana(mukhamat) dipahami sehingga orang yang hanya bisa membaca terjemahan nya saja sudah dapat menangkap maksudnya, beberapa ayat yg lain hanya bisa dipahami lewat penafsiran berdasarkan sastra arabnya, beberapa ayat yg lain dipahami lewat penafsiran berdasarkan bidang disiplin ilmu yg terkait dengan masalah yg dibicarakan didalam ayat tersebut(mutasyabih), beberapa ayat hanya bisa dipahami lewat sudut pandang suatu kebudayaan masyarakat yang sangat jauh dari budaya arab!(mutasyabih, beberapa ayat lagi hanya bisa dikaji lewat riset atau eksperimen lapangan!(mutasyabih) Dan banyak ayat lain yang bisa di ketahui maksudnya dengan berbagai macam metodologi.
            Beberapa contoh: Dalam surat Al-Hadid  ayat 25 :....... Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia...... kebanyakan sumber tafsir alquran pada masa dari era imam syafi’i sampai abad 19 hanya menafsirkan manfaat besi sebagai bahan pembuatan senjata dalam peperangan yang artinya hanya berfungsi dalam segi militer. Sekarang kita mengetahui dengan adanya sifat magnet pada besi dan kelimpahan jumlah besi di bumi telah mengantarkan manusia ke zaman modern yang berbasis pada pengembangan teknologi listrik. Hampir seluruh perangkat teknologi canggih saat ini berbasis pada listrik. Kebanyakan sumber listrik dunia saat ini berasal dari konversi sumber energi alam apakah sumber energi tidak terbarukan maupun yang terbarukan ke energi listrik melalui mekanisme induksi elektromagnetik yang artinya peran magnet sangat vital disini.  Kebanyakan magnet yang dibuat manusia hampir seluruhnya berasal dari unsur kimia besi. Memang ada magnet yang berasal dari neodmnium tapi jumlahnya tidak ekonomis berbeda dengan besi yang merupakan unsur ke-4 terbanyak di bumi dan dapat ditemukan diseluruh kerak bumi, sehingga secara praktis kebanyakan magnet terbuat dari besi atau berbahan dasar besi. Sehingga penafsiran surat Al-hadid, 25 :........ Dan Kami ciptakan besi yang padanya .................berbagai manfaat bagi manusia............. sebenarnya Allah SWT sedang membicarakan peradaban modern yang di alami oleh umat manusia. Disini tampak bahwa penafsiran alquran wajib melibatkan bidang disiplin ilmu alam yang terkait dengan masalah yang sedang dibicarakan. Menafsirkan ayat alquran hanya berpusat kepada bahasa dan sastra arab saja akan membuat makna dan pesan dalam ayat tersebut menjadi melenceng jauh dari pesan sebenarnya yang disampaikan ayat tersebut. Masalah tersebut adalah contoh ada ayat yang terkait dengan masalah sains fisika tidak bisa ditafsirkan tapi di teliti lewat metode riset dalam bentuk riset-riset empiris. Lalu bagaimana dengan ayat yg lain membicarakan tentang masalah non-sains.



Peradaban Islam Non Arab

            Beberapa ahli tafsir quran mensyaratkan untuk menangkap makna dalam pesan yang dibawa dalam ayat alquran tersebut penafsir harus mengetahui dan memahami dulu kebiasaan masyarakat arab disertai dengan budaya mereka. Mari kita lihat kembali sejarah di masa keemasan islam hingga peradaban modern saat ini. Ketika islam menguasai wilayah persia hingga benua eropah, lahir banyak dinasti kekaisaran muslim yang membuat peradaban hebat dimana banyak terjadi perkembangan cepat dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan sehingga berimplikasi kepada perkembangan dan perluasan kebudayaan islam diluar  jazirah arab kemakmuran di bidang ekonomi dan perluasan wilayah. Tapi aneh nya peradaban keemasan islam tidak tumbuh dan tidak terjadi di wilayah jazirah arab tempat alquran tersebut berasal!. Justru peradaban emas itu tumbuh di wilayah persia berpusat di baghdad dan spanyol eropah, tempat dimana ayat alquran sebagai sumber pokok pertama ajaran islam menjadi pedoman bagi  peradaban bangsa non arab. Banyak pertanyaan yang muncul disini:
1. kenapa justru bangsa yang bukan arab jauh lebih berhasil membuat peradaban maju ketika mereka diatur oleh alquran?
2. apakah penafsir yang berasal dari masyarakat arab gagal dalam menarik dan menjadikan ayat alquran sebagai pedoman hidup masyarakat islam.
3. apakah pengkajian dan penafsiran alquran menjadi hak  monopoli kebudayaan masyarakat arab saja.
4. mungkinkah menafsirkan alquran dengan “membawanya keluar” dalam arti untuk bisa mengkaji dan menafsirkan alquran, si penafsir juga perlu mengetahui dan memahami kebudayaan, peradaban dan kebiasaan dari masyarakat yang bukan arab di belahan bumi yg lain.
            Sampai disini terdapat indikasi bahwa hanya sebagian dari total isi alquran yang bisa dipahami dan ditangkap maknanya jika hanya dikaji dan dilihat dari sudut pandang kebudayaan masyarakat arab dan timur tengah. Sebagian ayat yg lain harus dilihat dan dikaji dari sudut pandang masyarakat non arab. Sepertinya jika alquran bersentuhan dengan peradaban dan kebudayaan masyarakat yang baru maka alquran akan memberi dasar baru bagi corak perkembangan peradaban dan kebudayaan tersebut dan perkembangannya sangat berbeda dengan corak kebudayaan masyarakat arab,  tempat asal datangnya kitab Alquran.       

Ayat Yang Ditafsirkan Menurut  Dunia Ilmu Pengetahuan Ilmiah

            Dalam alquran terdapat kata “unzhurna, ra’ina” yang berarti “memperhatikan”, “apakah kamu tidak memperhatikan”, tidak ada ahli tafsir masa lalu yang mengkaitkan kata ini dengan kegiatan penelitian seperti sebuah observasi atau pengkoleksian data melalui pengamatan. Melihat keberhasilan masyarakat non muslim dan non arab yang telah berhasil dalam membuat kemajuan dunia ilmu sains dan sosial dengan beragam metode ilmiah yang secara tidak langsung telah membuktikan kebenaran alquran justru merekalah pihak yang paling berhasil dalam menangkap makna dari kata tersebut dibandingkan dengan umat muslim sendiri terutama masyarakat muslim arab. Pertanyaan pun muncul: bukankah seharusnya kata tersebut harus diterjemahkan dan ditafsirkan dengan mendalami dan memahami kebiasaan seorang peneliti dalam masyarakat Ilmiah.
            Pertanyaan yang lain pun muncul, bagaimana kita bisa mengetahui metode untuk mengkaji dan menangkap pesan dalam alquran tersebut. mengetahui bahwa kita menggunakan metode yang benar untuk mengetahui isi Alquran. Dalam dunia penelitian berarti kita perlu menguji kapabilitas, validitas dan reliabilitas suatu metode untuk menganalisa isi alquran. Hal ini tentu saja dapat menjadi suatu kritikan dan pengujian terhadap metode tafsir dari ahli tafsir masa lampau dalam mengolah isi Alquran menjadi sumber pokok pertama ajaran islam.
            Dalam alquran terdapat kalimat “ulul albab” bisakah kalimat tersebut di kaitkan dengan makna logika atau sesuatu pemikiran yang sistematis dan logis seperti filsafat ilmu yang mendasari ilmu pengetahuan ilmiah saat ini ?  Amat ironis jika alquran sedang membicarakan sesuatu tentang filsafat ilmu  dan logika justru kebanyakan ulama islam sekarang menjauhi nya dalam setiap tulisan-tulisan dan pemikiran mereka.

Mengkaji Alquran Dengan Membawanya Keluar Dari Sumber Asalnya

            Ketika zaman keemasan islam sedang berlangsung di eropah dan persia, pada saat itu ajaran islam bersentuhan langsung dengan peradaban  dan warisan pengetahuan dari yunani kuno. Seperti sistem logikanya aristoteles, filsafat politik plato, pemikirannya socrates dan banyak pemikiran filsafat tokoh yunani. Banyak ilmuwan muslim pada zaman keemasan islam yang mengikuti, melanjutkan dan mengembangkan pemikiran-pemikiran dari tokoh-tokoh yunani tersebut. Kita tidak pernah mendengar adanya warisan ilmu pengetahuan yang berasal dari peradaban masyarakat arab yang ketika bersinggungan dengan alquran akan menghasilkan sebuah peradaban emas di tanah jazirah arab.
            Kebanyakan ilmuwan dan tokoh muslim pada zaman keemasan islam mengadaptasikan peradaban dan pemikiran di tempat dimana ajaran islam akan berkembang dan disebarkan. Dinasti abbasiyah mengembangkan ilmu pengetahuan dengan memasukkan pemikiran yunani dan nishapur ke perbendaharaan ilmu pengetahuan mereka, dinasti ummayah di eropa juga melakukan hal yang sama. Mereka tidak menggunakan pemikirannya tokoh-tokoh dari masyarakat arab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Tapi mereka menggunakan alquran sebagai pedoman dalam mengadaptasikan warisan pengetahuan yunani kuno  dan persia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mereka.

Alquran Membuka Dialog Dengan Sistem Filsafat Atheisme-Materialisme 

            Beberapa ayat alquran juga berbicara tentang pemikiran-pemikiran yang berdialog dengan pemikiran asing yang bertentangan dengan konsep teologis yang dibawa oleh alquran itu sendiri. Alquran memberi ruang bagi terjadinya dialog dengan pemikiran yang bersebrangan dengan nya. Contoh :
Konsep moral tuan atau moral budak versus moral khalifah dan moral hamba.................(bersambung)

Ayat-Ayat Dalam Alquran Yang Menjadi Teka-Teki Untuk Dipikirkan.

            Ada beberapa ayat dalam Alquran yang tidak bisa ditafsirkan secara tekstual maksud dan tujuannya tapi hanya bisa dicari kebenaran maksudnya dengan jalan diteliti lewat metode logika dan lewat sudut pandang aspek psikologi perilaku manusia  beberapa diantaranya :
1.      apa saja kekeliruan yang dibuat nabi musa dalam surat al-kahfi?
2.      mengapa Allah hanya membatasi rujuk setelah thalaq hanya 2 kali tapi untuk rujuk yang ketiga hanya diperbolehkan jika si wanita sudah menikah dan berhubungan suami-istri dengan laki2 lain lalu laki2 tersebut menceraikannya?
3.      apakah iblis itu malaikat atau jin?
4.      Kenapa didalam Alquran Allah tidak memberi perintah hukuman mati kepada pelaku zina dan tidak memberi perbedaan hukuman cambuk baik kepada pelaku yang sudah menikah atau belum menikah?
            Dimulai dengan pertanyaan pertama, berikut kutipan ayat Alquran tentang kisah Nabi Musa dalam surat al-kahfi :
Nabi Musa sebelum bertemu dengan orang cendikiawan :
60. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun."
61. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.
62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini."
63. Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali."
64. Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari." Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.
65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
             Dalam beberapa hadis juga disebutkan Allah menjadikan seekor Ikan yang dibawa bersama bekal Nabi Musa sebagai penanda lokasi tempat pertemuan dengan cendikiawan tersebut yaitu berlokasi di pertemuan 2 buah lautan. Disini Nabi Musa melakukan 3 kekeliruan dengan fokus untuk mencari lokasi pertemuan 2 laut sementara beliau sendiri sama sekali tidak tahu dimana lokasi tersebut apakah memang ada pertemuan 2 lautan pada saat itu dan beliau tidak memperdulikan atau lalai terhadap kondisi ikan tersebut padahal ikan tersebutlah yang menjadi semacam “alarm” atau penanda yang menunjukkan lokasi tersebut. ini ibarat : anda diminta teman anda untuk pergi menuju ke suatu alamat lokasi rumah(rumah nya memang belum dibangun di lokasi tersebut). Lokasi rumah itu ditunjukkan oleh koordinat pada GPS yang anda bawa. Selama dalam perjalanan anda tidak memperhatikan perangkat GPS anda. Anda hanya mengandalkan pengetahuan geografis tentang wilayah tersebut dan bentuk  rumahnya. seharusnya anda juga memperhatikan perangkat GPS tersebut karena perangkat itulah yang menjadi penunjuk jalan anda. Karena rumah itu belum dibangun anda tidak bisa menemukan dimana lokasi rumah tersebut tapi anda tidak bisa lantas menyalahkan teman anda salah sebab metode yang anda gunakan untuk menemukan rumah itu juga salah  (dengan hipotesis : pertemuan dua lautan yang dimaksudkan Allah adalah laut merah dengan laut tengah atau terletak di lokasi terusan suez yang baru muncul berabad-abad setelah peristiwa tersebut).
kesalahan berikutnya beliau akan terus menerus berjalan jika belum ketemu lokasi pertemuan tersebut. bisa kita bayangkan jika beliau sudah melewati lokasi tersebut tanpa beliau sadari mungkin beliau akan berjalan selamanya seumur hidupnya tanpa pernah tahu dimana lokasi tersebut. seharusnya beliau mempergunakan cara lain ketika beliau sadari satu cara telah gagal,  bukannya meneruskan  dengan cara yang sama. (Kritikan terhadap sifat tidak sabar manusia dalam proses perjalanan spiritual ketika mereka berusaha mengungkapkan keberadaan Tuhan).


bahkan ditengah perjalanan beliau dan muridnya akan memakan Ikan tersebut(dengan asumsi bahwa bekal makanan yang diminta nabi Musa kepada muridnya adalah termasuk Ikan tersebut). ini ibaratnya anda berjalan melewati malam yang gelap anda dibekali lampu minyak, minyak dalam lampu hanya cukup digunakan untuk memberi penerangan selama perjalanan, lalu ditengah jalan anda mempergunakan minyak pada lampu tersebut untuk memasak sehingga lampu tersebut kehabisan minyak dan anda tidak dapat melakukan perjalanan dalam kegelapan, sementara lokasi tujuan anda masih jauh atau belum sampai akibatnya anda tidak akan pernah sampai ketempat tujuan anda.

Dalam kisah tersebut juga terdapat pelajaran penting ketika nabi Musa meminta bekal kepada Muridnya, si Murid ini baru teringat tentang hilangnya ikan tersebut. Hal ini menunjukkan sifat alami yang terjadi pada cara kerja ingatan manusia. Umumnya kita bisa mengingat informasi tentang hal yang kita lupakan ketika hal-hal tersebut baru kita butuhkan atau hal tersebut merupakan hal penting yang sifatnya mendesak.
Contohnya waktu anda pulang kerja, lalu anda keluar dari kantor menuju ke tempat parkir kendaraan anda, tapi anda lupa membawa kunci kendaraan anda dari kantor, umumnya anda baru teringat akan kunci itu ketika anda hendak membuka pintu mobil anda atau menghidupkan sepeda motor anda atau ketika anda hendak pergi menuju ke suatu acara yang membutuhkan tiket, anda lupa membawa tiketnya, disepanjang perjalanan anda tidak mengingat tiket tersebut lalu ketika tiba di depan pintu tempat acara tersebut anda baru teringat akan tiket nya. Disini Allah mencoba menjelaskan kepada kita tentang hal yang sama mungkin saja akan terjadi ketika umat manusia berada di hari kiamat ketika neraka dinampakkan barulah kita akan teringat akan segala amal perbuatan kita di dunia. Jadi permintaan Nabi Musa yang kelelahan kepada si Murid menjadi pemicu ingatan sehingga muridnya ini mengingat kejadian hilangnya Ikan tersebut sehingga dapat diduga Ikan tersebut akan dimakan oleh mereka berdua kalau ikan tersebut belum mengambil jalan ke laut. Filsafat positivisme logis berpegang pada anggapan bahwa pernyataan atau pendapat yang bermakna adalah yang dapat dibuktikan secara empiris, tapi bagaimana jika metode pembuktian  untuk membuktikan makna tersebut belum ditemukan pada saat itu. Fakta tidak mungkin berubah, hanya karena metode ilmiah untuk membuktikan belum ada bukan berarti kebenaran dari fakta tersebut dianggap tidak ada. Hal ini mirip dengan orang buta yang ingin menilai sesuatu  itu ada apa tidak. Hanya karena dia tidak bisa melihat tidak berarti dia bisa mengatakan benda yang dihadapan nya tidak ada lalu setelah dia melihat lalu dia mengatakan benda yang dihadapannya itu ada. Yang seharusnya dikritik adalah metode yang digunakannya untuk menilai kebenaran dari fakta tersebut. kritikan terhadap metode ilmiah dalam penelitian untuk mengungkapkan kebenaran. Orang atheis suka menyangkal keberadaan Tuhan dan membantah ajaranNya berdasarkan metode ilmiah yang mereka pakai tapi apakah metode penelitian yang mereka pakai sudah valid dan reliabel untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Filsafat positivisme menganggap sesuatu itu bermakna (benar dan ada) jika dapat dibuktikan secara ilmiah tapi apakah metode ilmiah yang mereka gunakan telah memenuhi persyaratan sebagai sesuatu metode yang valid dan reliabel secara ilmiah dalam membuktikan dan mengungkapkan kebenaran.
(bersambung, kritikan Allah terhadap cara pandang filsafat  positivisme terhadap alam semesta dan menilai kebenaran).

b. Nabi Musa setelah bertemu orang cendikiawan :
65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
66. Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" 
67. Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.
68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
69. Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun."
70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu."
71. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.
72. Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku."
73. Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku."
74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar."
75. Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?"
76. Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku."
77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu."
78. Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
79. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.
80. Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
81. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).
82. Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya."
...............(bersambung).


2.    mengapa Allah hanya membatasi rujuk setelah thalaq hanya 2 kali tapi untuk rujuk yang ketiga hanya diperbolehkan jika si wanita sudah menikah dan berhubungan suami-istri dengan laki2 lain lalu laki2 tersebut menceraikannya?
Ayat ini sebenarnya sebuah tindakan dan sikap tegas dari Allah kepada umat muslim yang kerjanya tukang kawin cerai sebagai hukuman agar mereka mau berpikir. Pelaku kawin cerai sebenarnya sedang melecehkan Alquran. jika seseorang melakukan perbuatan kawin cerai apa bedanya dengan perbuatan zina dan yang hebat nya lagi perbuatan kawin cerai disini di sahkan dengan hukum Allah.............jelas ini seperti mempermainkan hukum Allah dan Allah ingin agar pelakunya berpikir bagaimana seandainya jika harga diri mereka yang dilecehkan dengan membuat mereka hanya bisa balik ke mantan istri mereka yg sudah mereka thalaq hingga 3x maka untuk rujuk yang ke 3 setelah mantan istri mereka “dinikmati” oleh laki-laki lain dan laki-laki tersebut telah menceraikannya secara suka rela. Jika kita hanya melihat penafsiran perintah tersebut hanya menurut sudut pandang budaya arab saja kita tidak akan menemukan maksud Allah SWT  memberi perintah tersebut. Kenapa, karena budaya masyarakat arab adalah budaya gurun pasir yang keras dan kurang memahami tata krama yang lembut dan santun tapi jika kita melihat dari sudut pandang budaya jawa yang memiliki budaya pamali yaitu memiliki rasa malu ketika berbuat salah bahkan tanpa ditegur, maka kita akan memahami kenapa Allah SWT memberi perintah demikian kepada pelaku kawin-cerai karena sebenarnya itu adalah sebuah teguran sekaligus hukuman kepada pelaku kawin cerai agar mau berpikir bahwa perbuatan mereka adalah perbuatan yg telah melecehkan kitabullah. Sekarang Allah SWT ingin memberi pelajaran kepada pelakunya bagaimana rasanya kalau harga diri mereka sendiri yang dilecehkan dengan perintah tersebut? ...............(bersambung).

3.    apakah iblis itu malaikat atau jin?

            Terdapat banyak sekali ayat dalam alquran yang menceritakan penggalan kisah sikap membangkang iblis kepada Allah. Tapi dalam tiap ayat tersebut tidak disebutkan iblis termasuk golongan jin atau malaikat hanya saja dari jalan cerita akan memberi kesan seolah iblis termasuk dalam golongan malaikat. Ada satu ayat yaitu dalam surah Al-kahfi yang langsung secara gamblang menyebutkan iblis adalah seorang jin dan kalau dipikirkan lagi memang benar  iblis itu seorang jin karena hanya dia yang dapat membangkang perintah Allah ketika seluruh malaikat mematuhi perintah Allah. Alasan logisnya malaikat tidak memiliki kemampuan untuk menolak perintah Allah tapi Jin bisa, karena mereka, jin itu memiliki tanggung jawab seperti manusia ketika mereka dihadapkan oleh Allah pada hari kiamat dan memiliki potensi untuk memilih jalan yang baik dan benar. Disini akal manusia ditantang untuk mengambil kesimpulan tepat.  ketika dihadapkan pada ratusan kesimpulan logis  dalam mengolah ayat Alquran dan manakala hasil kesimpulannya ternyata berhadapan dengan satu saja ayat Alquran bagaimana kita mengambil keputusan. Ingat satu dalil harus menggugurkan ratusan tafsiran yang dihasilkan dari kesimpulan logis.................(bersambung. Kritikan dan perbaikan terhadap pengambilan kesimpulan dari penafsiran ayat yang tergesa-gesa.).



4.    Kenapa didalam Alquran Allah tidak memberi perintah hukuman mati kepada pelaku zina dan tidak memberi perbedaan hukuman cambuk baik kepada pelaku yang sudah menikah atau belum menikah?
            Menurut ulama zaman sekarang hukuman bagi pelaku zina ada 2 jenis. Hukuman bagi pelaku yang belum menikah adalah cambukan dan pengasingan dan bagi yang sudah menikah adalah rajam (dilempar batu  hingga mati). Hukuman cambuk diambil dari Alquran dan hukuman rajam diambil dari hadist tapi kenapa dalam alquran Allah tidak memberi perbedaan hukuman baik bagi yang belum dengan yang sudah menikah. Menurut kita bagaimana jika salah satu dari pelaku penzina itu adalah pelaku yang telah menikah dan telah memiliki anak. Ketika si pelaku mati di rajam kepada siapakah anak tersebut akan diurus dan mendapatkan kasih sayang orang tua. Cabang ilmu psikologi menyatakan anak-anak yang kehilangan orang tua ketika mereka masih kecil akan mengalami gangguan pertumbuhan mental di masa dewasanya hal ini jelas akan menambah masalah. Bagaimana jika si pelaku tersebut di beri tenggat waktu hingga anak-anak mereka dewasa lalu pelaku tersebut dirajam hingga mati. Hal ini juga akan terkena masalah baru karena tidak ada manusia yang secara normal yang diberi amanat kewajiban untuk mengasuh keluarga dalam jangka waktu tertentu lalu setelah itu mereka akan dibunuh(dirajam). Tentunya mereka akan menyia-nyiakan amanat tersebut. karena bagi mereka, buat apa lagi mereka diberi amanat/tugas  kalau mereka akan mati pada waktu yang telah ditentukan. Tapi jika mereka diberi garansi semacam jaminan hidup jika mereka mau bertobat setelah mereka menjalani hukuman cambuk karena berzina lalu mereka dapat membuktikan bahwa mereka akan memperbaiki diri dengan merawat keluarga maka hukuman itu akan lebih efektif. Inilah hikmah kenapa Allah tidak mengeluarkan perintah hukuman rajam bagi pelaku yag sudah menikah dan tidak membedakan hukuman bagi pelaku zina.........(bersambung, pengambilan keputusan hukuman ini dengan mempertimbangkan pihak-pihak yang terlibat dalam lingkaran kejahatan tersebut selain dari efektivitas dalam mencapai tujuan hukuman itu).



Masalah yg dihadapi  pada  fenomena pertumbuhan jumlah umat islam.

            Ketika dunia saat ini menghadapi laju pertambahan jumlah umat islam yang pesat setiap tahunnya. Ada masalah lain yang dihadapi oleh umat islam yaitu budaya fobia seorang muslim akan kebebasan berpikir dan pendaya gunaan logika dan pengkajian islam dari aspek ilmu pengetahuan terutama pengkajian Alquran. Ironis ketika seorang mualaf sebelum menemukan islam dia seorang individu yg kritis dan logis sehingga menuntunnya menemukan kebenaran islam. Setelah dia masuk islam, dia justru dijauhkan dan dihambat dalam menggunakan logika dan potensi intelektualnya oleh budaya atau tradisi umum seorang muslim. Ada sesuatu yang penting, yang berharga dalam mendukung keberadaan ajaran islam di negara barat. Mengapa laju pertambahan jumlah orang non muslim yg masuk islam justru banyak terjadi di negara-negara minoritas muslim dan didominasi oleh pengaruh hegemoni non muslim bukan terjadi di negara-negara islam. Laju pertambahan jumlah mualaf  jauh lebih besar di negara barat dibandingkan di negara arab. Laju pertambahan ini justru terjadi ketika negara-negara barat sedang gencar dalam menggambarkan islam sebagai agama teror. Hal ini karena budaya kebebasan intelektual seperti pendayaan gunaan logika dan sains sangat pesat di negara barat sehingga penduduknya memiliki kebebasan lebih besar dalam usaha mencari kebenaran dan panduan hidup. Berbeda dengan apa yg terjadi di negara muslim yg justru kebebasan intelektual dikekang. Fenomena yang ironis mungkin saja terjadi jika negara barat secara tidak sadar mendukung pertumbuhan dan perkembangan islam dengan budaya kebebasan intelektualnya justru di negara islam ajaran islam dihancurkan lewat budaya fanatismenya dan rasa fobia terhadap kebebasan intelektual. Jadi sebenarnya solusi yang seharusnya diambil demi mempertahankan keberadaan islam itu sendiri adalah dengan memperkuat eksistensi negara yang memusuhi islam itu sendiri sehingga dengan begitu keras dan besarnya serangan terhadap islam akan membuat umat islam sadar bahwa mereka dalam kondisi terpuruk. Seiring dengan laju pertumbuhan populasi umat islam yg begitu pesat ternyata penyakit kebodohan ini dalam tubuh umat islam juga semakin berkembang dan parah.  Jika awalnya seorang non muslim ketika mempelajari islam dengan kebebasan intelektualnya berhasil menemukan kebenaran islam lalu ketika dia masuk islam dia justru dijauhkan atau menjauhkan diri dari potensi intelektualnya  akibat ajakan mayoritas ulamanya sehingga dia tersesat dalam mengamalkan ajaran islam. Ketika dia awalnya membantah alquran  dengan potensi intelektualnya sehingga secara tidak sadar menuntunnya kepada kebenaran Alquran tapi ketika dia sudah masuk islam dia justru dijauhkan dari Alquran karena dilarang mengkaji Alquran dari aspek ilmiah oleh mayoritas ulama.
Jika sudah terjadi demikian, lalu siapa sebenarnya yang ingin menghancurkan islam ??..

Membuktikan keberadaan Tuhan dari sisi spiritual manusia.

            Mental Manusia bisa dilihat dari 3 aspek: intelektual, emosional dan spiritual. Umumnya masyarakat atheis hanya mengakui dua saja: intelektual dan emosional. Mereka menyangkal kalau manusia membutuhkan  aspek spiritual. Bagi mereka manusia ibarat mesin biologis organik yang bergerak dan hidup mengikuti sifat-sifat biologis dan mengingkari faktor-faktor ghaib dalam diri manusia sebagai aspek spiritual. Tapi sisi spiritual dalam diri manusia bisa dibuktikan, tidak peduli seberapa hebat pun kesombongan yang ada dalam diri manusia aspek spiritual harus ada jika manusia ingin tetap hidup sebagai manusia normal.........bahkan manusia megalomaniak sehebat firaun saja masih sanggup menyatakan keimanannya pada saat kematiannya.......... (bersambung).


Memahami Alquran Harus Menggunakan Metode Berpikir Logis Dan Rasional.

            Kenapa Alquran diturunkan dengan bahasa arab ?. pertanyaan tersebut menjadi alasan kuat bagi sebagian besar ulama untuk memonopoli pengkajian alquran hanya dalam sudut pandang budaya, penafsiran secara literal dan tekstual  dari bahasa arab saja. Mari kita lihat apa alasan Allah menurunkan nya dalam bahasa arab :
1.      QS. Yusuf, 2 : Alquran diturunkan dalam bahasa arab agar pembaca menggunakan potensi akal budinya.
2.      QS. Nahl, 103 ; untuk membantah tuduhan bahwa muhammad menjiplak Alquran dari kitab-kitab terdahulu.
3.      QS. Thaaha, 113 : sebagai bahan pengajaran
4.      QS. Az-zumar, 28 : agar penjelasan dalam Alquran tidak bisa menimbulkan kerancuan dan bias.
5.      QS. Fusshillat, 3: agar Alquran mudah dipelajari bagi kaum cendikiawan.
6.      QS. Fusshillat, 44: bahasa arab begitu kaya akan kosa kata dan rumitnya tata bahasanya sehingga sanggup menjelaskan informasi yang sulit tanpa menimbulkan bias informasi.
7.      QS. Az-Zukhruf, 3 : sama dengan poin pertama, Alquran diturunkan dalam bahasa arab agar pembaca menggunakan potensi akal budinya.
Lalu muncul pertanyaan selanjutnya, apakah hanya pengkajian alquran hanya dimonopoli oleh budaya arab dan masyarakat yg berbahasa arab saja. Sekarang mari kita lihat bagaimana metode mengkaji untuk memahami Alquran menurut Allah SWT :...................(bersambung).

siapa pun diantara anda yg ingin menuduh saya sesat karena mengolah Alquran dengan metode logika dan rasionalisme. coba anda jawab pertanyaan ini:

kenapa sampai sekarang umat islam tidak bisa melepaskan diri mereka dari masalah krusial yg sedang melanda umat islam zaman sekarang: kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan, terjajah??  (jangan katakan ini ulah orang kafir, karena islam dirancang Allah SWT untuk menjadi solusi bagi dunia dalam kondisi apa pun bahkan ketika umat islam diserang atau ketika dijajah dan Allah SWT merancang musuh-musuh islam dari kalangan orang kafir sebagai ujian dan cobaan bagi umat islam).

kalau anda masih bingung akan pertanyaan saya, saya beri perumpamaan : jika ada seorang Tua(ulama) meninggalkan seorang anak kecil yg masih lugu( umat islam) tanpa perlindungan dan senjata(IPTEK) di tengah hutan( hingar-bingar dunia dengan segala kemajuannya ) lalu anak kecil tadi diserang oleh sekawanan singa ganas(musuh-musuh islam) yang kelaparan. siapa pihak yg paling bisa disalahkan akan tewasnya anak kecil tadi?? selamat menjawab.