PERBANDINGAN KEHIDUPAN SUPER MEWAH DI DUNIA DENGAN KEHIDUPAN DI SURGA MENURUT PERSEPSI FISIKA KOSMOLOGI.
bagian 2
Membandingkan
kehidupan di surga menggunakan ukuran kehidupan mewah di dunia
haruslah diukur dengan skala kosmologi. Nabi muhammad pernah berkata
bahwa jika seorang penghuni surga ingin melihat penghuni surga lain
nya ( mungkin tetangganya sesama penghuni surga) seperti seseorang
yang melihat bintang-bintang di langit. Allah berkata luas surga
seperti luasnya langit dan bumi atau alam semesta ini. Nabi muhammad
pernah berkata seorang mukmin memiliki tenda (kemah) di surga terbuat
dari mutiara yang besarnya enam puluh mil jika dia masuk kedalam nya
dia tidak akan menyadari keluarganya juga berada di kemah itu karena
begitu luas tendanya( itu baru tendanya belum rumah atau bangunan
lainnya).
Kita selama ini selalu kagum ketika melihat tokoh terkaya di dunia mungkin milyader atau selebritis memiliki rumah mewah, resort atau pun properti yang besar, singkat kata tempat tinggalnya mewah dan luas. Dia memiliki tetangga yang juga sesama orang kaya dengan tempat
tinggal yang bagus dan mewah karena dia dan tetangga nya tinggal dalam satu kompleks perumahan elit bagi masyarakat kaya. Mungkin luas
tanah dan properti yang dia huni sampai berkisar beberapa ratus meter persegi berbatasan dengan rumah tetangganya yg kaya. Tapi tahukah
anda jika di dalam surga ukuran luas wilayah dan properti yang dimiliki oleh seorang mukmin bukan dalam ukuran meter persegi tapi
dalam kisaran puluhan hingga jutaan tahun panjang perjalanan yang ditempuh oleh cahaya. Jadi ketika wilayah dan hak kepemilikan
properti seorang mukmin berbatasan dengan wilayah dan properti milik mukmin lainnya luasnya menurut ukuran kosmologis jarak antar bintang. Kenapa
begitu, karena menurut pesan rasullullah SAW ketika seorang mukmin
ingin melihat sesama penghuni surga lainnya atau tetangga nya, mereka
seperti melihat bintang-bintang di langit karena begitu jauhnya
lokasi rumah tetangganya. Sementara di dunia jika kita melihat
tetangga kita mungkin dalam jarak beberapa puluh meter saja.
Properti
yang dimilikinya juga bukan sekedar rumah mewah dan properti
yang lain atau tanah, tapi juga seluruh bintang, planet dan objek angkasa
lain yang berada dalam jangkauan jarak tersebut. kalau salah
satu planet nya memiliki peradaban dan penghuninya maka seorang
mukmin pemilik properti tersebut juga berhak memiliki isi dan
penghuni dari planet itu. Menurut cerita Rasul seseorang penghuni surga terendah ( atau orang
beriman dengan amalan paling sedikit) memasuki surga yang diberikan
Allah kepada nya dia merasa sebagai orang yang paling hina dan merasa
sebagai rakyat jelata ketika dia bertemu dengan calon pembantu nya
yang membawahi 1000 bawahan. Dalam cerita rasul, penghuni surga
terendah ini bersujud menghormati pembantunya sendiri sampai
pembantunya heran kenapa calon tuannya berbuat seperti itu. Selanjutnya dalam
hadis disebut Allah berkata kepada penghuni surga terendah : inilah
milikmu sampai sejauh mata mu memandang ( dalam riwayat lain
sepanjang perjalanan selama 100 tahun). Jadi ketika
penghuni surga memasuki wilayah tempat tinggal dalam surga itu
seluruh penghuni dalam wilayahnya menjadi miliknya. Logisnya kalau penghuni surga
yang terendah saja sudah memiliki begitu banyak lalu bagaimana pula
dengan penghuni surga yang amalan lebih besar. Allah itu benar-benar
maha kaya dan maha pemberi rezeki, satu alam semesta yang kita
tempati sekarang tidak apa-apa nya bagi Allah kalau Dia ingin
melenyapkannya dari kita. Sementara kita sibuk dalam pekerjaan kita, setengah
mati dalam memperebutkan kekayaan dan kepentingan di dunia ini sedangkan Allah menawarkan balasan triliyunan kali lebih besar (atau menurut ukuran fisika kosmik satuan megaparsec)
Dalam
artikel sebelumnya dibahas penghuni surga paling terendah derajatnya
dibalas dengan satu tata surya( 10 kali dunia ini).
No comments:
Post a Comment