Sunday, August 5, 2018

PERBANDINGAN KEHIDUPAN SUPER MEWAH DI DUNIA DENGAN KEHIDUPAN DI SURGA MENURUT PERSEPSI FISIKA KOSMOLOGI. bagian 2


PERBANDINGAN KEHIDUPAN SUPER MEWAH DI DUNIA DENGAN KEHIDUPAN DI SURGA MENURUT PERSEPSI FISIKA KOSMOLOGI.

 bagian 2


Membandingkan kehidupan di surga menggunakan ukuran kehidupan mewah di dunia haruslah diukur dengan skala kosmologi. Nabi muhammad pernah berkata bahwa jika seorang penghuni surga ingin melihat penghuni surga lain nya ( mungkin tetangganya sesama penghuni surga) seperti seseorang yang melihat bintang-bintang di langit. Allah berkata luas surga seperti luasnya langit dan bumi atau alam semesta ini. Nabi muhammad pernah berkata seorang mukmin memiliki tenda (kemah) di surga terbuat dari mutiara yang besarnya enam puluh mil jika dia masuk kedalam nya dia tidak akan menyadari keluarganya juga berada di kemah itu karena begitu luas tendanya( itu baru tendanya belum rumah atau bangunan lainnya). 

       Kita selama ini selalu kagum ketika melihat tokoh terkaya di dunia mungkin milyader atau selebritis memiliki rumah mewah, resort atau pun properti yang besar, singkat kata tempat tinggalnya mewah dan luas. Dia memiliki tetangga yang juga sesama orang kaya dengan tempat tinggal yang bagus dan mewah karena dia dan tetangga nya tinggal dalam satu kompleks perumahan elit bagi masyarakat kaya. Mungkin luas tanah dan properti yang dia huni sampai berkisar beberapa ratus meter persegi berbatasan dengan rumah tetangganya yg kaya. Tapi tahukah anda jika di dalam surga ukuran luas wilayah dan properti yang dimiliki oleh seorang mukmin bukan dalam ukuran meter persegi tapi dalam kisaran puluhan hingga jutaan tahun panjang perjalanan yang ditempuh oleh cahaya. Jadi ketika wilayah dan hak kepemilikan properti seorang mukmin berbatasan dengan wilayah dan properti milik mukmin lainnya luasnya menurut ukuran kosmologis jarak antar bintang.  Kenapa begitu, karena menurut pesan rasullullah SAW ketika seorang mukmin ingin melihat sesama penghuni surga lainnya atau tetangga nya, mereka seperti melihat bintang-bintang di langit karena begitu jauhnya lokasi rumah tetangganya. Sementara di dunia jika kita melihat tetangga kita mungkin dalam jarak beberapa puluh meter saja. 
       Properti yang dimilikinya juga bukan sekedar rumah mewah dan properti yang lain atau tanah, tapi juga seluruh bintang, planet dan objek angkasa lain yang berada dalam jangkauan jarak tersebut. kalau salah satu planet nya memiliki peradaban dan penghuninya maka seorang mukmin  pemilik properti tersebut juga berhak memiliki isi dan penghuni dari planet itu. Menurut cerita Rasul seseorang penghuni surga terendah ( atau orang beriman dengan amalan paling sedikit) memasuki surga yang diberikan Allah kepada nya dia merasa sebagai orang yang paling hina dan merasa sebagai rakyat jelata ketika dia bertemu dengan calon pembantu nya yang membawahi 1000 bawahan. Dalam cerita rasul, penghuni surga terendah ini bersujud menghormati pembantunya sendiri sampai pembantunya heran kenapa calon tuannya berbuat seperti itu.  Selanjutnya dalam hadis disebut Allah berkata kepada penghuni surga terendah : inilah milikmu sampai sejauh mata mu memandang ( dalam riwayat lain sepanjang perjalanan selama 100 tahun). Jadi ketika penghuni surga memasuki wilayah tempat tinggal dalam surga itu seluruh penghuni dalam wilayahnya menjadi miliknya. Logisnya kalau penghuni surga yang terendah saja sudah memiliki begitu banyak lalu bagaimana pula dengan penghuni surga yang amalan lebih besar. Allah itu benar-benar maha kaya dan maha pemberi rezeki, satu alam semesta yang kita tempati sekarang tidak apa-apa nya bagi Allah kalau Dia ingin melenyapkannya dari kita. Sementara kita sibuk dalam pekerjaan kita, setengah mati dalam memperebutkan kekayaan dan kepentingan di dunia ini sedangkan Allah menawarkan balasan triliyunan kali lebih besar (atau menurut ukuran fisika kosmik satuan megaparsec)
     Dalam artikel sebelumnya dibahas penghuni surga paling terendah derajatnya dibalas dengan satu tata surya( 10 kali dunia ini).

Thursday, August 2, 2018

PERBANDINGAN KEHIDUPAN SUPER MEWAH DI DUNIA DENGAN KEHIDUPAN DI SURGA MENURUT PERSEPSI FISIKA KOSMOLOGI. bagian 1

PERBANDINGAN KEHIDUPAN SUPER MEWAH DI DUNIA DENGAN KEHIDUPAN DI SURGA MENURUT PERSEPSI FISIKA KOSMOLOGI.

bagian 1





            Dalam sebuah hadist Rasullullah SAW pernah bersabda : 

وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟
“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?” (HR Muslim no 2868). 
         Jika kehidupan dunia seperti sisa air di jari kita maka kehidupan akhirat seperti lautan yang luas. Dalam fisika kosmologi dikenal objek langit bernama lubang hitam. Menurut para ahli satu bagian zat dari lubang hitam sebesar  jari kita massanya bisa setara dengan ratusan planet bumi ( jika bumi kita yg sekarang dimampatkan sampai berdiameter menjadi 9 mm maka bumi menjadi lubang hitam). Jika pesan hadis tersebut dimaknai lewat sudut pandang fisika kosmik maka seujung cambuk atau sehelai kain di surga lebih baik kualitasnya atau kuantitasnya dari kehidupan super mewah yang pernah dialami oleh jutaan sampai milyaran umat manusia yang pernah hidup dan selama hidup di dunia. Kita mungkin berpikir bahwa kehidupan tokoh terkaya di dunia versi majalah forbes,  milyader,  pengusaha tajir yang kita lihat di internet, youtube dan sumber berita yang lain merupakan kehidupan yang sangat didambakan banyak orang di bumi, kita mungkin menganggap mereka sebagai manusia paling beruntung di bumi. Tapi tahukah anda kehidupan super mewah di dunia ini bahkan tidak ada apa apanya dengan kehidupan yang baik di akhirat.

            Dalam sebuah hadist diceritakan Rasul : 

إِنِّي َلأَ عْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ قَالَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ أَمْثَالِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَقُولُ أَتَسْخَرُبِي أَوْ أَتَضْحَكُ بِي وَأَنْتَ الْمَلِكُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً
Sungguh ‘Aku tahu seorang penduduk neraka yang paling akhir keluar darinya, seorang penduduk jannah yang paling akhir masuk ke dalam jannah. Dialah seorang lelaki yang keluar dari neraka dengan keadaan merangkak. Allah berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau ke dalam jannah! ‘Lalu dia mendatangi jannah, namun dikhayalkan kepadanya bahwa jannah telah penuh. Maka, dia kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku mendapati jannah telah penuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau ke dalam jannah!’. Sekali lagi dia mendatangi jannah, namun kembali dikhayalkan bahwa jannah telah penuh. Dia pun kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku mendapati jannah telah penuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata lagi kepadanya, ‘Pergilah, masuklah ke dalam jannah! Sesungguhnya engkau memiliki semisal dunia dan sepuluh kalinya, atau engkau memiliki sepuluh kali dunia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Laki-laki itu berkata, ‘Apakah Engkau memperolok-olok aku, padahal Engkau adalah Raja? Abdullâh bin Mas’ûd radhiallahu ‘anhu berkata, ‘Aku melihat Rasulullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai nampak gigi gerahamnya.’ Dan dikatakan bahwa orang itu adalah penduduk surga yang paling rendah derajatnya.’ (H.R. Muslim)  

          Kalau kita mau melihat pesan hadis ini lewat sudut pandang fisika kosmologi bisa kita umpamakan seperti ini : mungkin ada diantara kita yang menghabiskan umurnya hanya untuk berbuat jahat, maksiat dan dosa-dosa besar(kecuali dosa syirik karena syirik satu-satunya dosa yang tidak diampuni) tapi dalam seumur hidupnya dia pernah melakukan sekali saja amalan yang sangat ringan dan sangat mudah dilakukan sehingga Allah hanya menilainya sebesar zarrah atau menurut ukuran fisika partikel hanya sebesar partikel subatomik(partikel yg lebih kecil dari atom).  Sementara hamba Allah yg lain ada sebesar kambing, domba,  sebesar bangunan atau tanah yg diwakafkannya sampai sebesar gunung uhud atau mungkin lebih besar lagi tapi si hamba yg ringan timbangan amalnya ini berat amalnya sebesar partikel subatom. Walaupun timbangan amalnya ringan hanya sebesar subatom tapi Allah membalasnya dengan menjadikan dia raja yang setara dengan seorang penguasa tata surya karena dalam hadis itu dikatakan Allah membalasnya dengan kehidupan setara 10 kali dunia ini. Seperti yang kita ketahui tata surya kita ini terdiri 8 hingga 10 planet dan 1 bintang bernama matahari( perkembangan terakhir ilmu astronomi planet tata surya berjumlah sepuluh yg diketahui). Logika nya kalau amalan yang sedemikian ringan seperti itu sudah membuat pelakunya memiliki kehidupan yg melebihi seorang penguasa yg ada di bumi lalu bagaimana pula dengan hamba allah yang amalnya lebih besar lagi. PESAN KEPADA KITA SEMUA ADALAH : JANGAN PERNAH MEREMEHKAN KEBAIKAN SEKECIL APA PUN KARENA HAL ITU TETAP DI NILAI OLEH ALLAH. Anda sibuk menghabiskan energi dan waktu yang begitu besar hanya untuk mengejar kehidupan mewah di dunia yg ukurannya sangat kecil bagi ukuran kehidupan akhirat sementara dengan anda meluangkan waktu sedikit dan energi untuk ikhlas berbuat amal anda bisa mendapatkan jutaan hingga milyaran kali kehidupan di akhirat yg lebih baik dari dunia. Dunia itu fana paling lama usia manusia rata-rata hanya 100 tahun artinya jika di usia 20 tahun anda sudah menikmati kekayaan sendiri maka anda hanya menghabiskan waktu selama 80 tahun untuk menikmatinya sedangkan akhirat itu kekal bukan 80 tahun, bukan 80 ribu tahun bukan 80 juta tahun tapi kekal selamanya. APAKAH ITU BERARTI KITA TIDAK BOLEH mengejar kehidupan di dunia. Bukan begitu maksudnya, ALLAH TIDAK MELARANG KITA UNTUK MENGAMBIL BAGIAN KITA DI DUNIA TAPI ALLAH MENGINGATKAN KITA BAHWASANYA BAGIAN DUNIA ITU SANGAT SEDIKIT DIBANDINGKAN KEHIDUPAN AKHIRAT.  Kata Allah dalam Alquran orang beriman itu seperti tanaman yang tumbuh subur diberi hujan lebat akan berbuah banyak tapi kalau  Cuma dapat hujan rintik-rintik juga tetap berbuah banyak. Orang beriman itu diberi rejeki banyak akan bersyukur  cuma diberi rejeki sedikit juga bersyukur tak masalah apakah kehidupan kita dibuat Allah seperti kehidupan yang mewah atau tidak kita akan tetap mensyukurinya. Makanya jangan terlalu kagum dengan kehidupan super mewah yang dimiliki oleh tokoh terkaya dan milyader di dunia. TAPI BUKAN BERARTI KITA IRI, hanya saja kita sebagai mukmin memandang kualitas hidup mewah seperti itu dengan pandangan biasa saja. Kita menganggap itulah rejeki mereka di dunia dan mereka sudah mendapatkan nya maka mari kita mendapatkan juga kehidupan seperti itu di akhirat dengan cara beramal baik karena Allah SWT.LANJUT KE BAGIAN 2